PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN STATISTIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
DI SMP N 1 PEKUNCENTAHUN AJARAN 2008-2009
Disusun oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2008
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan media utama dalam rangka mencerdaskan bangsa, karena dengan pendidikan kita dapat menciptakan generasi-generasi muda yang berintelektual. Dengan gemerasi-generasi muda yang beritelektual itulah Bangsa Indonesia dapat berkembang dalam segala bidang.
Agar Bangsa Indonesia dapat bersaing dalam perkembangan teknologi, maka para generasi muda diharapkan mampu untuk menguasai ilmu pengetahuan sejak dini. Pemberian mata pelajaran di SD, SMP, maupun SMA merupakan bentuk dari upaya pemerintah untuk menciptakan generasi-generasi muda yang berintelektual. Namun dalam menciptakan benerasi-generasi yang berintelektual tidak hanya pemberian mata pelajaran saja, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pemehaman siswa (generasi muda) terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Misalnya kemempuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan, kemampuan guru dalam menyajikan materi, suasana kelas, sarana prasarana yang mendukung, bobot materi yang disampaikan, metode pembelajaran, dan lain sebagainya. Dari faktor-faktor tersebutlah yang menjadi tugas tenaga pendidik (guru) agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
Dalam pembelajaran matematika perlu penguasaan konsep, agar dalam penyampaian materi tenaga pendidik (guru) tidak melakukan kesalahan yang menyebabkan siswa tidak memahami materi yang disampaikan. Selain penguasaan konsep, dalam pembelajaran matematika perlu adanya metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi, agar siswa dapat menyerap dan memahami materi yang disampaikan.
Akan lebih baik ketika penyajian sebuah materi tidak hanya tenaga pendidik (guru) saja yang aktiv, namun perlu keaktivan siswa agar konsep sebuah materi matematika dapat dikuasai dengan baik. Selain keaktivan siswa, kita perlu mengembangkan konsep sebuah materi matematika dengan sebuah permainan, agar siswa lebih tertarik dan akan menumbuhkan motivasi khusus bagi siswa untuk dapat mempelajari dan menguasai materi yang disampaikan.
Berdasarkan observasi yang Saya lakukan di SMP N 1 Pekuncen, Saya menemukan permaslahan dalam pembelajaran matematika. Tenaga pendidik (guru) di SMP N 1 Pekuncen mengalami kesulitan dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mempelajari materi matematika, terutama dalam mempelajari materi statistik, yang akibatnya siswa malas untuk mempelajari materi, sehingga siswa sulit untuk memahami materi statistik. Dari permasalahan tersebut, maka saya memberikan sebuah solusi untuk merubah metode pembelajaran ceramah yang biasa digunakan oleh tenaga pendidik (guru) di SMP N 1 Pekuncen, dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan metode pembelajaran kooperatif tepe TGT, semua siswa terlibat langsung dan dibentuknya kelompok-kelompok yang mengakibatkan persaingan antar siswa maupun antar kelompok dapat terjadi, serta adanya permainan di dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mempelajari materi statistik, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Sesuai dengan latar belakang dan dasar pemikiran diatas, maka akan dilakukan penelitian mengenai
“ Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Di SMP N 1 Pekuncentahun Ajaran 2008-2009 “.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari dan memahami materi serta konsep matematika ?
III. TUJUAN PENELITIAN
Dengan melihat latar belakang tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitian adalah ingin mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika pokok bahasan statistik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di SMP N 1 Pekuncentahun ajaran 2008-2009.
IV. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa.
Manfaat yang diperoleh siswa, diantaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan.
b. Meningkatkan kerja sama antar siswa untuk memecahkan permasalahan.
c. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
d. Dengan menggunakan metode pembelajaan yang baru akan menghilangkan kejenuhan dan membangkitkan gairah belajar.
e. Apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan baik akan meningkatkan prestasi.
2. Manfaat bagi guru.
Manfaat yang dapat diperoleh guru, diantaranya sebagai berikut :
a. Metode yang digunakan tidak lagi bersifat konvensional, akan tetapi lebih bersifat variatif.
b. Dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan lain.
c. Proses pembelajaran matematika tidak lagi berjalan secara monoton.
3. Manfaat bagi sekolah
Manfaat yang dapat diperoleh sekolah yaitu dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ke mata pelajaran lain.
4. Manfaat bagi peneliti
Manfaat yang dapat diperoleh peneliti yaitu dapat mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif untuk meningkatkan motivasi siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR
a. Penertian motivasi
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2001:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai engan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, bila ia tidak suka maka ia akan berusha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.
Dari pengertia yang dikemukakan Mc. Donal (dalam Sadirman 2001:74) mengandung tiga elemen penting yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, efeksi seseorang, dalam hal ini motivasi relefan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia
3. motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, maka motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Menurut Bimo Walgito (1998:16) menyatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak, didalam diri yang menumbuhkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan memberikan arti pada kegiatan itu.
b. Fungsi motivasi
Motivasi memiliki fungsi dalam berbagai kegiatan, menurut Sardiman (2000:83) fungsi motivasi adalah
1. Mendorong manusia untuk berbuat, maka sebagai penggerak motor yang lepas energi. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
c. Bentuk-bentuk motivasi belajar
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah sebagai berikut :
1. Memberikan angka. Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nillai kegiatan belajarnya.
2. Hadiah. Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian.
3. Saingan atau kompetisi. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi mendorong siswa untuk belajar.
4. Ego-involment. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar mereka merasa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja dengan mempertaruhkan harrga diri.
5. Memeri ulangan. Parra siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan.
6. Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi jiks terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
7. Pujian. Apabila ada yang sukses atau berhasil menyelesaikan dengan baik.
8. Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti terdapat unsure kesengajaan atau maksud untuk belajar.dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsunga dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.
II. POKOK BAHASAN STATISTIK
Statistik dan Statistika
Statistika adalah sebuah cabang ilmu matematika yang mempelajari cara-cara :
1. mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisa serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram
2. menarik kesimpulan, menafsirkan parameter, dan menguji hipotesa (dugaan) yang didasarkan pada hasil pengolahan data.
Menyajikan Data Dalam Bentuk Diagram Dan Tabel
1. Diagram Batang
2. Diagram Garis
3. Diagram Lingkaran
4. Tabel Distribusi Frekuensi
a. tabel distribusi frekuensi tunggal
b. table distribusi frekuensi berkelompok
c. menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok
d. menyusun tabel distribusi frekuensi kumulatif
5. Histogram dan Ogif
III. METODE KOOPERATIF TIPE TGT
Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam pengorganisasian pengalaman belajar yang mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Menurut jhonson, pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai system kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Maka model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menekankan pada aspek social dalam pembelajaran dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat secara heterogen untuk menghasilkan pemikiran dan tantangan miakonsepsi siswa sebagai unsure kuncinya.
Menurut slavin (1994:84) ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu:
1. penyajian kelas
presentasi kelas digunakan guru untuk memprkenalkan materi pelajaran dengan pengajaran langsung atau discus, dapat juga dengan audiovisual. Focus presentasi kelas hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknik pebelajaran yang akan dilaksanakan.
2. kelompok
dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT tim terdiri dari 4 sampai 6 siswa anggota kelas. Anggota tim mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau suku. Fungsi utama tim tersebut adalah ubtuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar, lebih khusus lagi untuk meyiapkan anggotanya untuk dapat mempelajari materi dengan baik. Setelah presentasi kelas kegiatan tim umumnya adalah diskusi antar anggota saling membandingkan, memriksa dan mengoreksi kesalahan konsep anggota lainnya.
3. kuis (games)
pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi-materi yang relevan dengan materi yang telah diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana.
4. kompetisi
turnamen adalah dimana saat permainan berlangsung. Ilustrasi antara tim-tim yang anggotanya heterogen dan meja-meja turnamen dengan anggota yang homogen.
5. penghargaan kelompok
tim-tim yang telah berhasil mendapatkan nilai rata-rata melebihi criteria tertentu diberi penghargaan, ayng dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Adapun kelebihan model pembelajaran tipe TGT yaitu :
1. dalam kelas kooperatif memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
2. rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.
3. perilaku menggangu siswa lain menjadi lebih kecil.
4. motivasi belajar siswa menjadi lebih tinggi.
5. meningkatkan kepekaan, toleraansi.
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:
1. tidak semua siswa mampu mengemukakan pendapatnya.
2. kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.
3. kemungkinan terjadinya kegaduhan apabila guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik.
IV. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini akan melihat bagaimana metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berpengaruh terhadap proses belajar dan mengajar matematika yang diterapkan pada pokok bahasan ststistik. Dengan metode pembelajaran berkelompok dan disertai dengan sedikit permainan, maka siswa akan lebih menarik dan memahami yang selanjutnya akan disertai dengan motivasi siswa dalam mengolah dan menganalisa data yang mereka peroleh. Selain mengolah dan menganalisa data, siswa juga dituntut untuk dapat menyajikan data yang mereka olah, melalui table maupun diagram yang telah mereka pelajari dalam materi atau pokok bahasan statistic yang telah diberikan oleh tenaga pendidik atau guru mata pelajaran matematika.
V. HEPOTESIS PENELIIAN
Dalam penelitian ini hipotesis tindakannya adalah : melalui peningkatan motivasi belajar matematika pokok bahasan statistik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di SMP N 1 Pekuncentahun ajaran 2008-2009 meningkat. Apabila motivasi belajar matematika siswa meningkat, maka prestasi belajar siswa meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
I. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Adapun tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Pekuncen. Waktu penelitian yang direncanakan adalah pada saat aktivnya kegiatan belajar dan mengajar, dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena dalam penelitian ini akan diuji apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki dampak yang baik terhadap motivasi belajar siswa yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa yang meningkat.
II. FAKTOR YANG DITELITI
Dalam proses belajar siswa untuk mempelajari matematika dibutuhkan konsentrasi serta pemahaman yang tinggi terhadap materi yang disajikan. Terlepas dari itu, kita tidak melupakan akan pentingnya motivasi dalam mempelajari matematika, karena dalam mempelajari serta memahami matematika dibutuhkan juga motivasi agar siswa lebih bersemangat untuk menguasai setiap materi-materi yang diberikan.
Dalam penelitian ini akan diberikan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, agar nantinya dengan motivasi tersebut siswa dapat mempelajari serta memahami materi-materi matematika.
III. SUBYEK PENELITIAN
Berdasarkan factor yang akan diteliti, maka adapun subyek yang akan diteliti adalah siswa atau nilai prestasi siswa yang selanjutnya data tersebut akan diolah sebagaimana mestinya.
.
IV. RENCANA TINDAKAN
Sebelum kita melakukan penganalisaan dan pengolahan kita perlu mengambil atau memperoleh data. Dalam ini akan dilakukan pengambilan data dengan cara melakukan ujian pada siswa sebelum dilakukannya pembelajaran menggunakan metode pembelajaran tipe TGT. Setelah kita mendapatkan data nilai prestasi iswa sebelum menggunakan metode pembelajaran tipe TGT, maka kita melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tipe TGT, dan kemudian kita melakukan ujuan kembali, untuk memperoleh data nilai prestasi siswa setelah menggunakan metode pembelajaran tipe TGT. Dari kedua data ilai prestasi siswa tersebut maka akan dilakukan penganalisaan dan pengolahan data untuk ditarik sebuah kesimpulan dari penelitian ini.
V. TEKNIS PENGUMPULAN DATA
Dalam sebuah penelitian kita harus memperoleh data yang nantinya akan kita olah untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam penelitian ini, pengambilan data akan dilakukan dari nilai prestasi siswa yang menggunakan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru pengampu mata pelajaran, dan nilai prestasi siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa data yang diperoleh adalah data nilai prestasi siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
DAFTAR PUSTAKA
Wirodikromo Sartono.2001.MATEMATIKA untuk sekolah SMA kelas X1. Jakarta: Erlangga.
Sukidin,dkk.2002.Menejemen Penelitian tindakan Kelas.jakarta:Insane cendekiawan