Rabu, 06 Oktober 2010

PEDOMAN PENULISAN MODUL

TUGAS KULIAH KELOMPOK 4
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR











PEDOMAN PENULISAN MODUL

Disusun oleh :
Basuki Rahmat (0801060018)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2009


PEDOMAN PENULISAN MODUL

Indikator :
A. Menjelaskan Pengertian Modul
B. Menjelaskan Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
C. Menjelaskan Struktur Kerangka Modul
D. Mengidentiftkasi Karakteristik Modul

A. Pengertian Modul
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang digunakan secara mandiri. Modul disebut media untuk belajar sendiri karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan "bahasa pengajar" atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid¬-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Oleh karena itu modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis.
B. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri (sefl-instuction). Karena fungsinya yang seperti tersebut diatas. Maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul, ini ialah adanya kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pemgembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka yang sering jugs dilampirkan pads bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri. Orang biasa belajar kapan saja dan dimana, saja secara mandiri. Karena, konsep, belajarnya berciri demikian, maka maka kegiatan belajar itu sendiri juga, tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam diri ditempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut.

• Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
• Mengatasi ketebatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.
• Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
• Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas, modul sebagai bahan ajar akan sama efektifnya dengan pembalajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembalajaran, dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai tutorial secara tertulis.
C. Struktur Kerangka Modal
Penstrukturan modul bertujuan untuk memudahkan peserta belajar mempelajari materi. Satu modul dibuat untuk mengajarkan suatu materi yang spesifik supaya peserta belajar mencapai kompetensi tertentu. Struktur penulisan suatu modul Bering dibagi menjadi tiga bagian, seperti terlihat pads bagan berikut.
BAGIAN PEMBUKA

1. Judul
Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas. Misalnya modul tentang "Rapat" dapat dibuat menarik dan mencerminkan isi materi dengan judul modul merencanakan dan melaksanakan rapat yang efektif'.
2. Daftar isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi jugs mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar menemukan topik.

3. Peta Informasi
Modal perlu menyertakan peta informasi pads daftar isi akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan kaitan antar topic-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja Menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Misalkan modul mengenai penyelenggaraan rapat yang diperuntukkan bagi pars kepala sekolah. Peta informasi yang muncul pad modul ialah sebagaimana gambar berikut:

Penulis modul perlu memutuskan bentuk peta informasi seperti apa yang cocok menjelaskan keterkaitan materi topik dalam modul. Misalnya, linear, hirearkis, atau bentuk laba-laba.

4. Daftar Tujuan Kompetensi
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah menyelesaikan pelajaran. Misalnya, salah satu tujuan yang terdapat dalam modul "Merencanakan dan Melaksanakan Rapat yang Efektif' adalah agar "peserta belajar dapat menguasai pelaksanaan rapat untuk menghimpun pendapat dari peserta rapat".

5. Tes Awal
Pembelajar perlu diberi tabu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang diperlukan untuk dapat menguasai materi dalam modul. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pre-tes bertujuan untuk memeriksa apakah pembelajar telah menguasai materi prasyarat untuk mempelajari materi modul.
BAGIAN INTI

1. Pendahuluan / Tinjauan Umum Materi
Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk ; (1) memberikan gambaran umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari; (50 memberikan petunjuk bagaimana mempelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan dapat saja disajikan peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari modul.

2. Hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain
Materi pads modul sebaiknya lengkap dalam arti semua materi yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Namun demikian, bila tujuan kompetensi menghendaki pembelajar mempelajari materi untuk memperbias wawasan berdasarkan materi di luar modul, maka pembelajar perlu diberi arahan materi apa, dari mans, dan bagaimana mengaksesnya. Bila materi tersebut tersedia pads buku teks, maka arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut.

3.Uraian materi
Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi akan dituangkan cukup lugs, maka dapat dikembangkan kedalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat materi, penugasan, dan rangkuman. Adapun sistematikanya misalnya sebagai berikut.


Kegiatan Belajar 1
Pengertian, tujuan, dan jenis-jenis rapat
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman
Kegiatan Belajar 2 Perencanaan Rapat yang Efektif
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman
Di dalam uraian materi setiap Kegiatan Belajar, baik susunan dan penempatan naskah,
gambar maupun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga informasi midah dimengerti. Organisasikan antarbab, antarunit, dan antarparagraf dengan susunan dan alur yang memudahkan pembelajar memahaminya. Organisasi antar judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti oleh pembelajar.
Pemberian judul atau penjudulan merupakan alai bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis.Penjudulan membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari teks yang ingin dipelajari, memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi kesan bahwa topik-topik terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi ciri topik yang penting yang memerlukan pembahasan panjang dengan melihat banyak halaman untuk membahas topik tersebut.
Struktur penjudulan mencerminkan struktur materi yang dikembangkan oleh penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga jenjang. Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami perjenjangan tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk huruf berbeda. Misalnya :

A. JUDUL
1. Sub Judul
a. Anak Judul (Sub dari Sub Judul)
4. Penugasan
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk dapat menghafal sesuatau, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga menunjukkan kepada pembelajar bagaimana dalam modul yang merupakan bagian penting.

5. Rangkuman
Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal¬-hal pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagian akhir modul.

D. Karakteristik Modul
Sebuah modul dapat dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut.

1. Self Intuctional
Yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pads pihak lain. Untuk memenuhi karakter SelfIntuctional, maka dalam modul harus;
a. berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas
b. berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas
c. menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran
d. menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respond dan mengukur tingkat penguasaannya
e. kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan pengguna.
f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
g. terdapat rangkuman materi pembelajaran
h. terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diktat melakukan "self assessment"
i. terdapat instrument yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi
j. terdapat umpan batik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi
k. tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembalajaran dimaksud.

2. Self Contained
Yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu model secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus, dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

3. Stand Alone (berdiri sendiri)
Yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pads media lain atau tidak hares digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan Menggunakan modul, pembelajar tidak tergantung dan hares menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau menger akan tugas pads modul tersebut. Jika masih Menggunakan dan bergantung pada, media lain selain modul, yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

4. Adaptive
Modul hendaknya memiliki days adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap "up to date". Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.


5. User Friendly
Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instansi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk pemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta, Menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah sate bentuk user friendly.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan / Depdiknas. 2003. Pedoman Penulisan Modul. http://www.docstoc.com/docs/5649648/penulisan modul kimia
Islamic Center for Indonesian Development. 2009. Pedoman Penulisan Modul. http://larasluhur.wordpress.com. (6 maret 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar